Penyelenggaraan serta peringatan Hari Pahlawan yang dikoordinir oleh Kementerian Sosial RI turut menentukan identitas untuk dipakai dalam semua aktivitas yang mencakup peringatan hari nasional tersebut.
Hari Pahlawan merupakan hari nasional yang diresmikan pemerintah Indonesia serta diperingati pada bertepatan pada 10 November tiap tahunnya di Indonesia. Hari Pahlawan dilatarbelakangi berdasarkan peristiwa Pertempuran Surabaya pada bertepatan pada serta bulan yang serupa tahun 1945.
Insiden Pertempuran Surabaya merupakan suatu simbol kekuatan serta perlawanan atas hak kebebasan Indonesia yang akan direnggut balik oleh angkatan Britania Raya serta Belanda tiga bulan sesudah Indonesia memproklamirkan kebebasan selaku negeri.
Atas kesenonohan kolonialis yang tidak meluhurkan peran Indonesia selaku negeri yang berkuasa, sehingga para pahlawan kita bersatu dalam aksi Revolusi Nasional Indonesia untuk memukul mundur kolonialis dengan menyuarakan perlawanan atas agresi yang dicoba gerombolan kolonialis di tanah Surabaya serta sebagian wilayah yang lain di Indonesia.
Suatu insiden yang populer pada Pertempuran Surabaya antara lain merupakan orasi Bung Tomo yang menggetarkan“ Merdeka atau Mati”. Insiden ini setelah itu menginspirasi serta jadi momen memiliki alhasil pemerintah Indonesia mengukuhkan bertepatan pada 10 November selaku Hari Pahlawan melewati Keppres Nomor. 316 Tahun 1959 bertepatan pada 16 Desember 1959.
Kementerian Sosial RI mengajak semua elemen penduduk Indonesia untuk memeringati serta meluhurkan pelayanan para pahlawan nasional yang sudah berjuang untuk kebebasan serta independensi negeri kita melewati peringatan Hari Bahadur. Pahlawanku, Teladanku!
Hari Pahlawan muncul atas insiden bersejarah Indonesia dalam menjaga kebebasan melalui aksi Revolusi Nasional Indonesia pada Pertempuran Surabaya yang meletus bertepatan pada 10 November 1945.
Para pahlawan kita yang bertempur pada era Revolusi Nasional Indonesia mengenali benar kalau melawan kolonialis bersenjata lengkap dengan beribu- ribu gerombolan merupakan halangan tersulit. Sebaliknya di bagian lain, orang Indonesia tidak mempunyai perlengkapan perang yang seimbang, setengahnya juga tidak. Tetapi, bangsa kita tidak kekurangan dua perihal ialah niat serta antusias.
Tekad untuk pantang menyerang dan tidak khawatir mati untuk hak Indonesia dan antusias juang serta kegagahan yang bergairah melawan gerombolan kolonialis. Atas dasar itu, selaku angkatan muda juga penerus bangsa, telah selayaknya kita menerapkan serta meneladani nilai- nilai terhormat para pahlawan paling utama dalam kehidupan berbangsa serta bernegara.