Belajar Sejarah Banten Lewat Film

Belajar Sejarah Banten

satuzona.com – Puluhan pelajar Lingkar Studi Surosowan mempelajari sejarah Banten dengan menonton film Tirtayasa The Sultan Of Banten. Film yang disutradarai oleh Darwin Mahesa ini menceritakan sejarah biografi perjuangan pahlawan dari Banten yaitu Sultan Ageng Tirtayasa.

Dalam film ini, kerajaan Banten tumbuh sebagai wilayah penghasil lada yang melimpah, sehingga banyak kolonial yang mengincar Banten untuk dikuasai.

Salah satu Akademi, Yhanu Setyawan menjelaskan film tersebut menggambarkan Sultan Haji yang dianggap sebagai pengkhianat, tetapi menurutnya jika diperhatikan secara mendalam Sultan haji berusaha bernegosiasi dengan Belanda karena pada waktu itu perekonomian di Banten sedang goyah.

“Makanya hati-hati ketika nonton film ini. Dalam film ini kerajaan Banten tumbuh pada masa kerajaan Sultan Ageng Tirtayasa sebagai penghasil lada. Yang paling jelas kalo kita melihat sejarah banten, awal mula tumbuhnya korupsi ada karena pada masa penjajahan Belanda yang menurunkan yaitu VOC,” katanya, (27/12).

Namun, pada akhirnya Kerajaan Banten mengalami kemunduran akibat kalah bernegosiasi dengan Belanda. Peperangan pun tidak bisa dihindarkan, Kerajaan Banten yang bersenjatakan golok tidak mampu mengalahkan Kolonial Belanda yang bersenjatakan senapan modern.

“Yang digambarkan dalam film pendekar Banten bukan perang menggunakan senjata api atau meriam tapi pakai golok, golok senjata orang banten untuk melawan belanda. Yang menghancurkan keraton itu bukan meriam belanda, karena diambilin sama masyarakat buat pondasi,” kata Yhanu.

Yhanu mengatakan, penonton jangan sampai salah memaknai film tersebut, karena secara sekilas Sultan Haji bisa dikatakan sebagai pengkhianat, namun sebenarnya Sultan Haji sedang berusaha melawan melalui negosiasi.

“Bisa dianalisis lewat film tadi. Jadi jangan sampai salah memaknai setelah melihat film ini bahwa sultan haji sebagai pengkhianat, sultan haji bernegosiasi dengan belanda,” tuturnya.

Pengurus Lingkar Studi Surosowan,
Azzam Miftah mengatakan Lingkar Studi Surosowan itu belajar tentang sejarah Banten, karena menurutnya sedikit anak muda di Banten yang memiliki minat untuk mempelajari Banten.

“Kita sering mengadakan diskusi di cilegon setiap malam selasa. Kalo ini acara bulanan, ini acara rutin bulanan walaupun memang film ini udah terbilang lama rilisnya,” ucapnya.

Azam mengaku belajar melalui film mampu meningkatkan minat anak muda untuk mempelajari sejarah Banten, selain dapat meningkatkan pengetahuan menonton film juga menurutnya bisa dijadikan sebagai media hiburan. “Sebelumnya saya juga tertarik dengan kesultanan banten walaupun memang film ini sudah lama rilis,” katanya