GURU MERUSAK MENTAL MURID

GURU

Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting, dikarenakan dengan pendidikan berpengaruh sekali terhadap sumber daya manusia di suatu negara, pendidikan juga berperan menentukan arah masa depan negara maka dari itu cara mendidik juga bisa dikatakan sangat penting karena kualitas pendidik juga menentukan kualitas para murid nya.

Negara Indonesia di tahun 2021 mendapatkan peringkat 54 dalam tingkat pendidikan, hal ini membuktikan bahwa pendidikan di Indonesia masih rendah terlebih lagi pendidikan di Indonesia tidak merata hal ini bisa kita saksikan sendiri jika kita lihat pendidikan yang berada disekolah yang berada di kota-kota besar dan pendidikan di kota kecil atau daerah-daerah terpencil sangat berbeda sekali.

Cara mendidik seseorang juga sangat berpengaruh sekali, dikarenakan seorang guru bisa mendoktrin dan bisa membuat pola pikir seseorang terpengaruh karenanya, termasuk mental dan moral seorang murid bisa di arahkan dalam cara mendidik, dalam tahun kebelakang banyak sekali kasus-kasus guru yang terkena masalah contohnya kasus seksual oleh oknum guru terhadap muridnya hal ini seharusnya tidak patut terjadi, seharusnya guru sebagai contoh yang baik malah menjadi terbalik dengan sikap gurunya yang buruk dan tidak mencerminkan suatu hal yang baik.

Kebanyakan guru di Indonesia tidak memperhatikan kondisi psikologis sang anak, sikap ini juga menggambarkan banyak guru hanya memerankan guru sebagai mengajar saja, padahal peran guru terhadap psikologis juga sangat penting. Psikologis sang anak juga berpengaruh terhadap mental serta moral anak itu, banyak sekali kasus bullying di sekolah yang tidak diketahui oleh gurunya itu sendiri, sikap guru yang buruk ini akan merusak moral sang murid contohnya guru yang suka mencela siswa, banyak sekali ditemukan guru yang suka mencela atau mengomentari keburukan siswa, baik itu di depan orang lain atau pun di depan siswa itu sendiri. Sikap ini mungkin bagi guru merupakan tindakan yang akan merubah anak tersebut menjadi lebih baik dan menjadi contoh bagi siswa lain, tetapi apakah hal tersebut akan merubah perilaku siswa menjadi lebih baik lagi ?. Sebagai siswa secara psilokolgis disaat ditegur dan diomeli di depan banyak orang akan merasa tidak nyaman hal ini akan berpengarauh terhadap psikologi siswa, hal ini akan berdampak siswa akan merasa malu dikarenakan aibnya diberitahukan kepada orang banyak atau umum, muskipun terlihat sepele dampaknya bisa seperti siswa tidak mau masuk kedalam kelas lagi dikarenakan minder atau pun malu dikarenakan aib, bahkan banyak kasus siswa pindah kesekolah lain untuk mengatasi rasa malu nya, hal ini juga akan membebani pikiran siswa dan akan sangat berpengaruh sekali terhadap pembelajran siswa tersebut bahkan ada siswa yang bunuh diri dikeranakan tekanan dari guru yang sangat banyak.

Sikap guru yang tidak adil juga ini akan merusak moral para murid nya dikarenakan dengan sikap guru yang tidak adil siswa akan merasakan iri dan juga menumbuhkan sikap tidak hormat kepada guru tersebut, sikap yang tidak adil juga menumbuhkan kesenjangan antar para murid contohnya jika guru memuji satu murid dan murid lain nya akan menaruh rasa iri dan benci terhadap murid yang dipuji oleh guru tersebut, hal ini bisa membuat anak murid yang dipuji oleh gurunya tersebut bisa dijauhi oleh teman nya yang iri dan ciela oleh rekan temannya.

Banyak tenaga pendidik di Indonesia yang tidak terdidik, mengapa penulis menyebutkan pendidik yang tidak terdidik contohnya rasisme juga salah satu hal yang sering dilakukan oleh oknum guru, seperti memisahkan pendidikan yang kurang mampu dalam suatu bidang seperti anak disabilitas dan juga terkadang ada candaan guru yang menyinggung para murid seperti ada anak yang matanya sipit lalu gurunya bercanda disaat meng absen dengan memanggil kata “china” hal ini nantinya akan memancing teman nya untuk meniru panggilan yang sama dan si anak pasti akan merasa tidak nyaman dalam belajar dan akan membenci guru tersebut. Banyak guru juga cenderung cuek dalam hal-hal seperti ini, padahal psikologis sang anak sangatlah penting karena mental seorang murid sangatlah berpengaruh terhadap efektifitas belajar seorang murid itu. Seorang murid jika merasa tidak nyaman maka akan memngaruhi dalam belajar mereka, contohnya seperti anak merasa lingkungan dia tidak baik didalam kelas maka ia kurang efektif dalam pelajaran seperti jika guru menerangkan namun dikarenakan banyak pikiran yang buruk menyebabkan sang murid tidak fokus dalam pembelajaran.

Banyak mulut murid dibungkam oleh guru contohnya seperti unjuk rasa oleh murid dilansir dari detik.com SMAN 1 Malang terhadap kepala sekolah, unjuk rasa ini menuntut kepala sekolah untuk turun dari jabatan nya, namun kepala sekolah berkomentar seolah-olah mempertahankan diri pribadinya hal ini juga termasuk sikap buruk, bukan nya sikap guru yang harus transparan namun malah terkesan di tutup-tutupi dilansir, ketika murid melakukan unjuk rasa bukan nya kepala sekolah menerima dan mempersilahkan untuk menerima masukan para murid namun kepala sekolah tersebut murid dan hanya pembelaan diri sendiri, contoh kasus ini akan membuat mental murid hanya diam dan mengikuti arahan saja, kasus tersebut juga menggambarkan guru akan merusak mental sang anak jika tidak menerima masukan. Adapun sikap guru-guru yang membuat mental murid menjadi buruk seperti guru yang selalu berfikir negatif, guru yang tidak konsisten, sikap guru yang merasa paling pintar, guru yang tinggi hati, guru yang berperilaku buruk, guru yang sering meninggalkan kelas, tidak peduli kepada siswa, sikap guru yang tidak disiplin, sikap guru yang putus asa, malas mengajar, sikap guru yang emosional, sikap guru yang tidak adil, sikap-sikap guru tersebut membuat mental murid menjadi buruk dan rusak.

Persoalan guru dan dunia pendidikan, adalah persoalan yang sangat kompleks. Persoalannya tidak hanya sebatas masuk kelas, pulang, dapat ijazah, dapat pekerjaan dan pangkat.  Namun dari keseluruhan persoalan yang berputar-putar sekeliling kehidupan guru adalah; apa sesungguhnya yang harus dilakukan dalam merekrut seorang guru? Ijazah kesarjanaan saja belumlah memadai untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru mungkin semua orang sanggup, tapi tidak semua orang mampu menjadi pendidik.

Akan tetapi, pemerintah lebih menghargai gelar kesarjanaan itu dari sikap pribadi seseorang untuk pantas dan layak disebut guru. Pemerintah tampaknya hanya memerlukan guru, agen ilmu pengetahuan, tetapi bukan pendidik untuk mendidik anak bangsa yang besar ini. Pemerintah dan orang-orang politiknya masih terpaku dengan formalitas-formalitas, sedangkan pendidikan yang justru memerlukan kewibawaan, karakteristik, kecerdasan dan kejujuran seseorang seakan diabaikan. Maka diperlukan nya perbaikan dalam bidang pendidikan terutama dalam seorang pendidik yang harusnya mendidik seperti memperhatikan yang sebelumnya banyak dari guru kita tidak perhatikan, dan juga seorang guru harus melihat dan berkembang dengan zaman dikarenakan jika guru hanya mngeajarkan hal sama dan mengulangi tersebut tanpa ada tambahan perkembangan zaman maka akan berdampak buruk, maka seorang guru harus berfikir maju dan berinovasi terhadap bidangnya.

Oleh : Muhamad Najib Sibti

NIM : 221120074

(HTN – B)

UIN SMH Banten