Satuzona.com- Peran perempuan dalam sektor pembangunan nasional sangat penting, perlu sekali untuk terus memberdayakan perempuan desa agar kaum perempuan dapat meningkatkan kapasitas dan kepercayaan dirinya sehingga dapat mendorong perempuan untuk ikut berpartisipasi diberbagai lini pembangunan nasional.
Seperti apa yang disampaikan oleh Direktur Riset, Pendidikan dan Pelatihan Suwaib Amiruddin Foundation Mira Komariah mengatakan banyak perempuan di desa terbelenggu dengan stigma negatif atau stereotipe bahwa perempuan itu cukup di rumah saja tidak perlu berkarir atau berkontribusi terhadap pembangunan masyarakat.
“Kita tertarik untuk terus mengedukasi masyarakat bahwa perempuan desa memiliki kemampuan, kapasitas untuk ikut serta dalam sektor pembangunan seperti pendidikan, kesehatan, pemerintahan maupun dunia industri,” ucapnya, Senin (16/1).
Ia mengatakan perempuan juga memiliki kemampuan dan kapasitas yang sama untuk membangun masyarakat ke arah yang lebih baik, sehingga sangat penting untuk memberikan ruang bagi perempuan untuk berekspresi.
“Bahwa perempuan pun memiliki kecerdasan, keterampilan untuk terus ikut dalam pembangunan nasional,” katanya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Ketua Rumah Perempuan dan Anak (RPA) Banten, Neneng Farida mengatakan perempuan telah berkontribusi dalam pembangunan masyarakat dan terbukti bahwa perempuan layak untuk diperhitungkan kecerdasan dan kepiawaiannya.
“Seiring berjalannya waktu perempuan membuktikan dan berhasil membuktikan bahwa keberadaan perempuan layak untuk diperhitungkan kecerdasan dan kepiawaian perempuan tidak bisa dianggap remeh karena telah turut berkontribusi dalam pembangunan,” kata Farida
Menurut Farida ruang-ruang sudah diberikan untuk perempuan di ranah publik maka perempuan harus mengisi intelektualnya, kualitasnya, dan bagaimana bisa berpendidikan yang tinggi. “Jika berpendidikan tinggi ilmu pun akan semakin bertambah dan kepercayaan diri pun muncul,” tuturnya.
Selain itu, Ketua Women’s March Serang, Dita Angelia Dwi Hastuti juga menjelaskan mengenai kesetaraan perempuan di desa yang berdaya tentu perlu melihat beberapa faktor seperti, akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat.
“Jika misalnya keempat faktor tersebut belum terpenuhi, tentunya kita perlu melakukan advokasi agar kebijakan yang diambil menempatkan mereka sebagai subjek bukan objek,” tegas Dita